Jangan pernah beranggapan menjadi bisnismen / wiraswasta itu makmur, dan jangan pernah beranggapan seorang pegawai itu makmur, lha kalo kedua2nya gak bisa menjamin sebuah kemakmuran? lalu siapa dan bagaimana?. nah ini lah sebuah pola pikir yang harus kita punya untuk saat ini dalam menghadapi kehidupan perokonomian kedepan.Kita pasti sudah sering mendengar kalimat ini: ‘Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian’. Ungkapan ini bisa berlaku pada orang yang memulai bisnis di masa resesi ini: Akan ada kesulitan-kesulitan. dan bagaimana nasib akhirnya, tergantung sejauh mana kita mantang menyerah dan mau terus berusaha .Kini sudah mulai merasakan kebekuan ekonomi ini mulai mencair. Penurunan ekonomi, yang meskipun cukup parah, namun tak separah yang diduga sebelumnya. Sudah waktunya kita tidak melulu cemas soal ekonomi, dan mulai memikirkan bisnis apa yang perlu dibangun sekarang, agar nantinya bisa menikmati buah dari kebangkitan ekonomi.
baru saja saya membaca sebuah conten yang sangat menarik yang saya ambil dari
http://wanitawirausaha.femina.co.id/WebForm/contentDetail.aspx?MC=001&SMC=001&AR=10
yang gambarannya sebagai berikut :
Mengapa perlu membangun bisnis? Sekurangnya ada 5 alasan:
1. Bisnis masih merupakan kendaraan terbaik untuk menjadi kaya.
Orang bisa menjadi kaya dengan bekerja pada orang lain, namun angkanya sudah ‘dipatok’. Kalau memakai definisi terbaru tentang ‘kaya’, yakni berpenghasilan tahunan minimal 250 ribu dolar (sekitar 2,5 miliar rupiah per tahun atau 200 juta rupiah per bulan), kita sekarang bisa menghitung, seberapa banyak jenis pekerjaan yang bisa memberikan gaji sebanyak itu.
2. Bisnis membuat seseorang mengeluarkan kemampuan terbesarnya, dan menyadari kelemahan-kelemahannya.
Saat seseorang menjalankan usaha, ia akan segera tahu bahwa tidak mungkin melakukan segala seuatunya sendirian. Ia perlu membangun sistem dan perangkat yang membuat semuanya bekerja. Ini akan memaksa orang itu untuk memeras segala kemampuannya untuk bisa merancang sebuah lingkungan yang produktif, efisien, menguntungkan, dan teratur. Bagaimana melakukannya? Dengan belajar dari sumber-sumber informasi tentang cara-cara menangani bisnis, baik dari sumber-sumber online, buku-buku, maupun dari jaringan pertemanan dan bisnis.
3. Resesi itu jangka pendek, pemulihan ekonomi itu jangka panjang.
Lebih banyak uang bisa diperoleh saat ekonomi tengah menurun, dibanding ketika ekonomi tengah booming. Hal ini karena perusahaan yang solid di masa resesi mengambil alih ide-ide, pangsa pasar, dan uang-uang yang tadinya ditangguk oleh perusahaan lemah. Mereka juga menikmati manfaat tumbuhnya kembali ekonomi, karena secara historis, pemulihan ekonomi itu berlangsung 4-5 kali lebih lama masanya dibanding masa resesi. Membangun pondasi bisnis yang baik di saat ini akan memberikan keamanan dan keuntungan untuk masa yang panjang, dan akan memperlengkapi pemiliknya dengan ilmu yang diperlukan sehingga bisa bersikap praktis dan efisien ketika suatu saat siklus ekonominya melambat lagi.
4. Sukses yang besar seringkali dicapai dengan ‘melakukan ke arah sebaliknya’.
Sudah menjadi fakta bahwa kita tidak akan memperoleh hasil yang ‘luar biasa’ jika kita sendiri bertindak ‘biasa saja’. Untuk keluar dari hal yang biasa dan rata-rata, kita perlu melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda dari yang orang lain lakukan. Salah satu caranya adalah mempunyai pola pikir yang benar. Saat ini, pemikiran ‘orang biasa’ adalah menunggu adanya pihak lain untuk melakukan hal-hal yang brilian untuk mengatasi krisis ekonomi ini. Padahal, jika kita mau berpikir kreatif, kita akan menyadari bahwa satu-satunya orang yang bisa memperbaiki kondisi ekonomi ini adalah kita sendiri.
5. Berbisnis adalah salah satu kegiatan paling kreatif yang pernah manusia lakukan.
Orang-orang umumnya kagum pada seniman atau artis, kagum dengan apa yang mereka bisa ciptakan atau kerjakan. Namun dalam beberapa hal, wirausaha itu jauh lebih kreatif dan artistik daripada seniman atau artis. Coba pikirkan: wirausaha itu mengembangkan ide yang imajiner, merubahnya menjadi produk atau layanan yang riil, memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, merekrut dan mempekerjakan puluhan, ratusan, atau ribuan karyawan, seraya tetap mengusahakan agar perusahaan itu memperoleh keuntungan. Hanya ada sedikit hal lain yang lebih kreatif daripada ini.
menarik bukan, maka dari itu, setelah anda membaca conten saya ini, jika memang sekarang anda seorang wiraswasta terus semangat dalam berkarya, sebuah pandangan usaha baru tidak pernah jauh dari mata kita, tergantung seberapa besar kreatifitas kita dalam memanfaatkan sebuah lingkungan sekitardan jika anda seorang pegawai, anda lebih beruntung, karna anda akan bisa menghitung kekayaan anda sejak sekarang. hehehehhe lalu anda bisa menyimpulkan KAPAN SAYA KAYA